Home

YKCK (Yayasan Kerinci Citra Kasih) adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak dari staf/karyawan APRIL Group. YKCK memiliki sekolah utama yaitu: Sekolah Global Andalan (TK,SD dan SMP) berada di kompleks perumahan I; Sekolah Taruna Andalan(TK, SD, SMP, dan SMA) berada di kompleks Perumahan II Selain itu YKCK juga memiliki sekolah di beberapa wilayah antara lain: Estate, Logas, Pelalawan, Cerenti, Basrah dan Ukui
VISI
"Menjadi lembaga yang mendidik generasi muda yang terbaik dalam berkarakter, berprestasi dan peduli lingkungan"
MISI
1. Menciptakan warga sekolah yang memimpin/berdiri dijajaran terdepan. 2. Berdisiplin tinggi, percaya diri dan santun dalam bersikap. 3. Mencapai prestasi terbaik dibidang akademik, olahraga, seni dan ketrampilan. 4. Berprestasi dalam meningkatkan kwalitas pendidikan dan lingkungan sekitar. 5. Memberikan pendidikan Life Skill (Kecakapan hidup).

Daftar isi

Daftar Isi

Berita

11 Jan 2012

Tanoto Foundation Mengadakan Training Guru YKCK "Refleksi Kultur Membangun Karakter di Sekolah"


I. Latar Belakang
Pendidikan karakter belakangan menjadi isu yang dibicarakan di kalangan pendidik dan para pengamat pendidikan. Bahkan hampir semua kongres guru maupun seminar, menawarkan tema tentang pengembangan dan peningkatan pendidikan karakter di sekolah. Mengapa pendidikan karakter menjadi begitu penting? Dan mengapa baru sekarang di gembar gemborkan? Sementara pelajaran budi pekerti sampai PPKN pernah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah hingga pada akhirnya hilang dan kabar terakhir PPKN digabung ke dalam Pendidikan Ilmu Sosial atau disingkat PKPS. Mencoba menjawab kedua pertanyaan tersebut, kita hanya akan berakhir pada berbagai polemik yang melanda sistem pendidikan nasional di negara ini.
Terlepas dari polemik yang ada, pendidikan karakter itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah program pendidikan yang sangat baik untuk para siswa kita di sekolah. Dari konsep budi pekerti sampai 18 nilai karakter bangsa yang tahun lalu diperkenalkan oleh Diknas, semuanya mempunyai tujuan yang mulia yaitu agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (UU Sisdiknas tahun 2003). Pembentukan karakter ini juga merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera pada Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Bahkan Dr. Martin Luther King pun pernah mengeluarkan pernyataan tentang pentingnya pendidikan karakter ini yakni; intelligence plus character… that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya). Berangkat dari UU tersebut, maka sejak tahun 2010, Diknas mensosialisasikan 18 nilai pendidikan karakter bangsa ke sekolah-sekolah dan meminta untuk dimasukan ke dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan latar belakang tersebut, tidak mengherankan jika kemudian bermunculan berbagai seminar dan kongres yang menawarkan “bantuan” agar para guru siap dengan bekal ilmu dan persenjataan lainnya untuk mengaplikasikan 18 nilai pendidikan karakter bangsa ini ke dalam kurikulum dan kegiatan sekolah. Bersamaan dengan itu, para guru dan kepala sekolah pun sibuk memasukan bobot 18 nilai ini ke dalam semua mata pelajaran dengan jam sekolah yang tidak bertambah sementara muatan target yang harus dicapai tidak berubah. Tapi apakah sebenarnya para guru dan kepala sekolah itu sendiri memahami tentang pendidikan karakter? Apakah para guru dan kepala sekolah itu memahami mengapa pemerintah begitu “ngotot” memperkenalkan pendidikan karakter ini dan “memaksa” untuk diaplikasikan di KBM? Lalu apakah para guru dan kepala sekolah itu telah memahami peran mereka dalam membangun pendidikan karakter ini kepada siswa mereka?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Tanoto Foundation berencana mengadakan “Refleksi Kultur” (Training dan Diskusi) kepada guru-guru dan Kepala Sekolah dari sekolah-sekolah RAPP dan sekolah-sekolah Estate. Diharapkan melalui acara ini, para guru dan Kepala Sekolah dapat memahami latar belakang adanya pendidikan karakter itu, bagaimana peranan mereka dalam pengembangan pendidikan karakter dan bagaimana mereka dapat membangun karakter kepada diri mereka sendiri kaitannya dengan profesi mereka sebagai pendidik. Dalam kegiatan ini, Tanoto Foundation juga mengundang staf kependidikan dari sekolah-sekolah tersebut karena pembangunan karakter siswa di sekolah tidak hanya kewajiban para pendidik tetapi juga staff kependidikan. Penciptaan atmosfer sekolah yang berkarakter akan menjadi jauh lebih baik dan mudah jika dilakukan secara kolektif dan saling membantu dari semua pihak di sekolah.
II.Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman staf pendidik dan kependidikan mengenai latar belakang diperlukannya pendidikan karakter.
2. Meningkatkan pemahaman staf pendidik dan kependidikan mengenai pentingnya pendidikan karakter dan grand design dari pendidikan karakter itu sendiri.
3. Memahami peranan staf pendidik dan kependidikan tentang peranannya dalam membangun karakter kaitannya dengan profesi mereka di sekolah dan etos kerja.


III. Sasaran
1. 70 orang dari sekolah estate dan 110 orang dari sekolah RAPP di Pangkalan Kerinci. Peserta dari sekolah terdiri dari Kepala Sekolah dan guru.
2. Staf Kependidikan (staf administrasi, keuangan, perpustakaan) dari sekolah-sekolah tersebut.
IV. Narasumber
Nara sumber untuk training dan diskusi ini adalah:

Dr G. Bambang Nugroho FIC
• S3 Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta
• Dosen di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UNIKA Atmajaya
• Dosen di Fakultas Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta
• Dosen di STIKS Tarakanita Jakarta dan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
• Ketua Yayasan Pangudi Luhur Cabang Jakarta
• Konsultan Pendidikan Dinas Pendidikan Nusa tenggara Timur
• Ketua Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia
V. Agenda dan Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pelatihan selama 2 hari 1 malam menggunakan pendekatan pembelajaran aktif untuk orang dewasa. Adapun pendekatan yang digunakan akan lebih banyak kepada refleksi, diskusi dan pendalaman.

Guestbook

Taruna Andalan

Silahkan Klik Gambar logo Sekolah untuk menuju Blog Resmi Sekolah Taruna Andalan


Global Andalan

Silahkan Klik Gambar logo Sekolah untuk menuju Blog Resmi Sekolah Global Andalan



Followers